Senin pagi, 23
januari 2012 saya sampai di Perancis
tepatnya di bandara Charles de Gaulle,Paris.
Hal pertama yang
saya rasakan adalah udara yang sangat dingin karena dibulan ini masih merupakan
musim dingin ( winter ). Setelah merasakan udaranya yang dingin dan tidak mau
berlama-lama karena takut kedinginan, saya pergi menuju meja informasi
dibandara untuk menanyakan pukul berapa bus yang berangkat ke stasiun kereta Paris Montparnasse. Stasiun kereta ini
merupakan salah stasiun besar di paris yang melayani rute domestic dan
internasional. Bus yang saya tunggu untuk
menuju ke stasiun ini akan datang sekitar 45 menit lagi, saya harus menunggu di tempat
pemberhentian bus yang letaknya di luar bandara. Karena letaknya yang di luar
bandara dan saya tidak mau ketinggalan bus, terpaksa saya harus menunggu di
luar dan agak kedinginaan. Setelah 45 menit berlalu bus akhirnya datang , tanpa
menunggu lama saya langsung masuk kedalam bus dan membayar tiketnya di dalam
bus. Disini (perancis) untuk system transportasinya sangat berbeda dengan di
Indonesia, untuk pembelian tiket bus kita harus lakukan dengan supir busnya
langsung tidak dengan kondektur seperti yang kita lakukan di Indonesia dan
tidak ada kondektur disini. Perjalanan menuju stasiun memakan waktu sekitar 45
menit dari bandara Charles de Gaulle karena kondisi jalanan yang tidak macet
dan juga karena jam keberangkatannya dipagi hari yaitu sekitar jam 06.15 waktu
setempat. Sesampainya di stasiun saya langsung melihat jam keberangkatan kereta
(TGV) yang menuju ke kota Angers di
layar screen yang berada di stasiun dan menujukkan kereta akan berangkat
sekitar 2 jam berikutnya. Setelah mengetahui jam keberangkatan, saya langsung
membeli tiket di loket pembelian tiket. Ditiketnya tertulis voie( jalur kereta),voiture ( gerbong kereta) dan tentu saja jam keberangakatan. Lalu
jangan lupa untuk mengregister (composte) tiketnya di mesin register yang
berwarna kuning dan terletak hampir disetiap bagian stasiun, saya harus
mengregister tiketnya agar tidak dikenakan penalty oleh petugas kereta pada saat pengecekkan.
Ini
merupakan sistem yang berlaku di
perancis, penaltynya merupakan pembayaran uang denda yang jumlahnya cukup
besar. Sambil menunggu kereta yang akan berangkat 2 jam lagi,saya mengambil
beberapa foto dan memakan biscuit yang saya bawa dari Indonesia sambil
beristirahat sejenak. Setelah 2 jam berlalu dan kereta yang saya tunggu telah
datang, saya langsung menuju ke kereta untuk memasukkan barang-barang bawaan
saya. Tidak menunggu lama kereta pun langsung berangkat. Selama perjalanan
menuju kota Angers saya tertidur, perjalanan memakan waktu +/- 1 jam 45 menit.
Dan akhirnya saya sampai di kota Angers, di stasiun (Gare) sudah ada 2 orang
yang menunggu dari pihak l’universite d’Angers untuk menjemput dan mengantarkan
saya ke dormitory (tempat tinggal/semacam flat). Sesampainya didormitory saya
langsung melakukan registrasi untuk mendapatkan kunci kamar dan
perlengkapannya. Setelah mendapatkannya saya pergi menuju kamar saya yang
berada di lantai 3. Bentuk bangunanya seperti flat tetapi hanya sampai lantai
4, setiap lantai berisi 20 kamar disertai dapur setiap lantainya. Untuk ukuran
kamarnya bervariasi antara 9 m2 dan 21-31 m2, akan tetapi lebih didominasi
dengan ukuran kamar 9 m2 seperti yang saya tempati. Setiap kamar memiliki kamar
mandi didalamnya,sebuah tempat tidur, meja belajar dilengkapi lemari-lemari,
sebuah mini refrigerator, dan mesin penghangat (chaufagge).
Sore harinya saya didatangi dosen saya yang sudah terlebih dahulu berangkat ke perancis 4 bulan sebelumnya. Dosen saya bernama Asep Parantika, dia kesini untuk melanjutkan studi S3. Saya diajaknya ketempat tinggalnya sekaligus diajarkan bagaimana cara bertransportasi disini. Diperjalanan menuju tempat tinggalnya kami melewati Universitas Angers, tempat dimana saya akan belajar selama +/- 5 bulan, setelah itu saya akan melakukan praktek kerja lapangan (training). Sesampainya di tempat tinggal pak Asep, saya di ajak makan malam dan kebetulan juga saya memang belum makan.
Setelah makan dan berbincang-bincang, waktu juga menunjukkan sudah malam saya pamitan untuk kembali ke dormitory. Beliau dengan senang hati mengantarkan saya ke tempat perbehentian bus. Untuk menuju ketempat tinggal beliau, dari dormitory saya harus naik bus dan naik tram sesudahnya. Kesokkan harinya saya langsung pergi ke kampus untuk pertama kalinya, saya disini merupakan mahasiswa internasional dan mendapat kelas internasional juga. Metode belajar menggunakkan bahasa inggris. Disini juga terdapat mahasiswa internasional yang metode belajarnya menggunakkan bahasa perancis. Metode belajar disini tidak terlalu berbeda dengan di Indonesia, hanya saja dosen disini lebih aktif dengan mahasiswanya dan lebih terbuka.
Sore harinya saya didatangi dosen saya yang sudah terlebih dahulu berangkat ke perancis 4 bulan sebelumnya. Dosen saya bernama Asep Parantika, dia kesini untuk melanjutkan studi S3. Saya diajaknya ketempat tinggalnya sekaligus diajarkan bagaimana cara bertransportasi disini. Diperjalanan menuju tempat tinggalnya kami melewati Universitas Angers, tempat dimana saya akan belajar selama +/- 5 bulan, setelah itu saya akan melakukan praktek kerja lapangan (training). Sesampainya di tempat tinggal pak Asep, saya di ajak makan malam dan kebetulan juga saya memang belum makan.
Setelah makan dan berbincang-bincang, waktu juga menunjukkan sudah malam saya pamitan untuk kembali ke dormitory. Beliau dengan senang hati mengantarkan saya ke tempat perbehentian bus. Untuk menuju ketempat tinggal beliau, dari dormitory saya harus naik bus dan naik tram sesudahnya. Kesokkan harinya saya langsung pergi ke kampus untuk pertama kalinya, saya disini merupakan mahasiswa internasional dan mendapat kelas internasional juga. Metode belajar menggunakkan bahasa inggris. Disini juga terdapat mahasiswa internasional yang metode belajarnya menggunakkan bahasa perancis. Metode belajar disini tidak terlalu berbeda dengan di Indonesia, hanya saja dosen disini lebih aktif dengan mahasiswanya dan lebih terbuka.