Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Kemdikbud melalui BPKLN, Bapak Abe Susanto sebagai Koordinator Program Beasiswa Unggulan dan juga STP Sahid Jakarta yang memberikan kesempatan ini, khususnya kepada Bapak Kusmayadi, Ibu Nenny Wahyuni, Bapak Asep Parantika dan Bapak Teguh Tri Utomo yang telah membantu persiapan keberangkatan. Yang terakhir kepada CCF dan Campus France yang telah membantu pembekalan bahasa dan budaya Perancis melalui program-program yang telah mereka berikan.

Kamis, 28 Juni 2012

Tempat Mencari Makanan di Angers


Untuk makanan sehari-hari saya selama di Angers lebih tepatnya selama masa perkuliahan, saya selalu makan nasi. Awalnya saya mengira akan susah menemukan beras dan jika pun ada harganya tentu mahal karena nasi bukanlah makanan utama orang Perancis melainkan baguette (roti yang bentuknya seperti batang kayu) dan keju. Tetapi ketika saya pergi ke supermarket yang dekat dengan tempat tinggal saya, rupanya mereka juga  menjual beras dan harganya pun terbilang tidak mahal untuk harga dieropa yaitu +/- 0,79 € per kg, tidak hanya di supermarket terdekat saja yang menjual, hampir disemua supermarket disini menjual beras, dimulai dari Super U, Careffour, Geant ( giant), dan Monoprix.
Source: Google
Jika ingin beras yang benar-benar mirip seperti yang dikonsumsi di Indonesia hanya ada di toko Asia, tentu saja harganya lebih mahal. Saya memasak berasnya menggunakkan rice cooker teman saya atau lebih tepatnya kekasih saya  yang  dia bawa dari Indonesia jadi tidak perlu repot. Untuk lauk pauknya, saya biasanya makan nasi dengan telur, karena telur tidak terlalu mahal kira-kira harganya +/- 3,45€ per 30 butir. Jika sudah bosan dengan telur saya membeli bahan makanan lain seperti ikan, ayam, sayur mayur dan daging, semuanya tersedia di supermarket dan toko asia, tetapi jika saya mau membeli bahan-bahan makanan yang lebih fresh/segar, saya akan pergi ke pasar tradisional. 
Source: Djoko Subagio


Pasar tradisional disini berbeda dengan di Indonesia, kalau disini pasarnya suka berpindah tempat setiap harinya karena pedagangnya berjualan menggunakkan mobil dan sayangnya pasar yang terdekat dengan tempat tinggal saya hanya ada di hari sabtu dan minggu. Kadang saya malas untuk pergi ke pasar karena hanya ada 2x seminggu dan jam bukanya dimulai 08.00 – 13.00 dan di hari sabtu dan minggu saya biasanya bangunnya  siang hari.  Oh iya untuk makan saya biasa masak sendiri atau bersama teman-teman soalnya  di tempat tinggal saya disediakkan dapur untuk setiap lantainya. Dapurnya tidak terlalu besar dan  terdapat kompor  modern dan sebuah microwave. Jika saya sedang malas masak, saya biasanya makan makanan cepat saji lebih tepatnya kebab walaupun disini juga tersedia Mc’Donalds dan Quick (restaurant burgernya perancis). 




Kebab lebih cocok buat lidah saya orang indonesia. Untuk kue-kue, disini lengkap dan rasanya pun enak, apalagi kue yang terkenal di perancis Croissant, kue yang sangat mudah ditemukan. Selain makan-makanan utama seperti yang sudah saya ceritakkan ada juga makanan ringan untuk sarapan seperti sereal dan biscuit. Saya biasanya makan sereal dengan susu untuk sarapan karena tidak perlu waktu lama untuk mempersiapkannya. Sereal disini sangat beranekaragam dan harganya pun tidak mahal. Saya belajar disini dengan teman-teman dari berbagai macam Negara dan hampir setiap minggu mereka mengadakan acara kecil ditempat tinggalnya. Ada 2 dormitory atau tempat tinggal yang kami tempati dan letaknya tidak terlalu jauh, jadi setiap ada acara  biasanya saya pergi ke dormitory lain jika acaranya bukan di dormitory saya. Hanya butuh 10 menit dengan berjalan kaki atau 5 menit dengan bersepeda. Biasanya jika ada yang mengadakkan acara mereka juga memperkenalkan makanan dari Negaranya masing-masing. Jadi saya tidak perlu pergi ke restaurant untuk makan-makanan eropa, biasanya mereka membuat makanannya yang tidak rumit untuk membuatnya. Saya dan teman-teman indonesia lainnya juga membuat acara kecil dan tentunya  kami memperkenalkan makanan Indonesia. Kami membuat nasi kuning, siomay, perkedel, nasi goreng,ayam goreng, sauce kacang, gado-gado dan mie goreng, untuk minumannya wedang jahe.


Source: Abellia
Source: Abellia
Source: Asep Parantika

 Dan untuk 1 hari itu bisa dibilang saya bernostalgia dengan makanan indonesia. Hal yang sangat saya rindukkan disini selain orang tua saya adalah makan- makanan indonesia. dan  Begitulah bagaimana saya makan selama saya dikota Angers atau selama masa perkuliahan.




Selasa, 15 Mei 2012

Barcelona Kota Yang Indah

Ujian telah berlalu, sekarang waktunya untuk liburan dan refreshing. Saya telah memesan tiket untuk pergi ke Spanyol dan Italia, saya memesan 2 bulan sebelumnya agar mendapatkan harga yang murah dan saya berhasil. Saya pergi menggunakkan RyanAir, penerbangan murah di eropa seperti AirAsia kalau di Indonesia. Rute penerbangan pertama saya adalah Paris- Barcelona. Untuk itu saya akan menceritakkan tentang perjalanan saya selama di Barcelona. Saya sangat suka sepak bola dan saya juga menggemari FC Barcelona, tentu saja tujuan utama saya di Barcelona adalah stadion kebanggaan masyarakatnya yaitu stadion Camp Nou, namun masih banyak lagi objek wisata lainnya. Awal perjalanan saya di Barcelona adalah mengunjungi gereja La Sagrada Familia hasil karya arsitektur Gaudi.
Saya pernah dengar bahwa pemahat patung-patung dan dekorasi untuk gereja ini adalah Pria berkebangsaan Jepang. Mungkin karena itu banyak wisatawan jepang yang mengunjungi gereja La Sagrada Familia ini baik yang wisatawan group ataupun pasangan. Karena untuk masuk kedalamnya dikenakkan biaya sebesar 11 euro, saya memutuskan untuk mengambil gambar atau foto dari luarnya saja. Bagi saya itu pun sudah lebih dari cukup. 
Saya tidak berlama-lama di gereja ini dan langsung menuju ke tempat objek wisata lainnya. Objek wisata selanjutnya adalah stadion Camp Nou, perjalanan yang saya nanti-nantikan sebagai penggemar FC Barcelona. saya pun langsung bergegas pergi menuju stasiun metro untuk pergi kesana. Setelah saya sampai didepan stadionnya, saya masih ragu apakah benar ini stadion Camp Nou karena kalau dilihat dari luar tidak seperti dengan perkiraan saya yang bentuknya megah atapun luar biasa. Lalu saya bertanya dulu kepada orang yang berada di sekitar stadion dan jawabannya, “ ini memang stadion Camp Nou”. 



Dan untuk mengetahuinya langsung saja saya masuk kedalam area stadion dan ternyata benar ini memang stadion Camp Nou, hati saya sangat senang sekali bisa melihat langsun lapangan dimana Messi,dkk bermain. Saya ingin sekali bisa masuk kedalam stadion, segera saya mencari informasi bagaimana caranya masuk kedalam. Setelah berkeliling di luar stadion, saya melihat ada loket pembelian tiket untuk stadion tour. Saya langsung memutuskan untuk membeli tiketnya, tetapi begitu melihat harga tiket masuknya 22 euro saya bepikir dulu sejenak, tanpa piker panjang langsung saya membeli tiket karena kapan lagi saya punya kesempatan seperti ini meskipun harga tiketnya terbilang cukup mahal. 


Sampailah saya didalam stadion, banyak sekali piala-piala dan merchandise lainnya. Piala-piala dan merchandise dari awal terbentuknya club hingga sekarang semua tertata rapi di dalam lemari kaca, bisa dibilang ruangan ini seperti museum. Setelah puas melihat dan berfoto di museum saya pergi menuju tribun penonton, untuk merasakakan bagaimana rasanya menonton langsung pertandingannya, saya duduk di bangku penonton dan berdiam sejenak untuk membayangkan saya sedang menonton langsung pertandingannya. 



 

Selanjutnya saya mengunjungi ruang ganti pemain, bench pemain dan lapangannya juga. Untuk lapangannya bentuknya sangat bagus, saya seperti melihat karpet. Begitulah jika lapangan dikelola secara professional, sehingga untuk memegannya pun tidak boleh selalu ada yang mengawasinya secara ketat dan juga di batasi dengan pembatas untuk menjaga jarak dengan wisatawan. Setelah selesai mengunjungi stadion Camp Nou saya kembali ke hostel tempat saya menginap untuk beristirahat. 


Sebelum kembali ke hostel saya pergi ke carefour untuk membeli makanan untuk persediaan besok dan diperjalanan pulang saya sempat mengambil foto di gedung perkantoran yang bentuknya unik yang mempunyai dekorasi lampu sangat bagus jika menyala dimalam hari. Keesokkan harinya saya melanjutkan perjalanan sekaligus chek out dari hostel, yaa ini adalah hari terakhir saya di Barcelona. Saya berencana mengunjungi Arc de Triumphnya Barcelona dan Port (pelabuhan) dihari terakhir perjalanan saya. Beruntung Hostel saya berlokasi sangat strategis, jadi saya hanya berjalan kaki sebentar untuk pergi ke Arc d Triumph tidak perlu menggunakkan metro. Lumayan penghematan untuk perjalanan ke kota selanjutnya. 







Setelah puas mengambil foto dan menikmati pemandangan, saya pergi ke Port (pelabuhan) objek wisata terakhir yang saya kunjungi. Sepanjang perjalanan menuju Port suasana jalan sangat ramai dipenuhi wisatawan ataupun penduduk local. Sesampainya di port seperti biasa saya mengambil foto untuk di abadikan. Cuaca di Port sangat cerah, cocok sekali untuk berwisata. Port di barcelona tidak terlalu besar, bisa dibilang kecil untuk ukuran pelabuhan. 


Semuanya tertata dengan baik walaupun kecil tapi indah, tidak ada sampah yang tergenang di tepi pantai sehingga ikan-ikanya pun bisa terlihat dengan jelas. Tidak terasa waktu sudah sore karena matahari yang semakin terik. Disini saya bingung tambah sore kok malah tambah terik, itulah kenapa tidak terasa waktu berjalan dengan cepat. Berakhirlah perjalanan saya di Barcelona.

Senin, 23 Januari 2012

Awal Kedatangan di Perancis



Senin pagi, 23 januari 2012  saya sampai di Perancis tepatnya di bandara Charles de Gaulle,Paris.

Hal pertama yang saya rasakan adalah udara yang sangat dingin karena dibulan ini masih merupakan musim dingin ( winter ). Setelah merasakan udaranya yang dingin dan tidak mau berlama-lama karena takut kedinginan, saya pergi menuju meja informasi dibandara untuk menanyakan pukul berapa bus yang berangkat ke stasiun kereta  Paris Montparnasse. Stasiun kereta ini merupakan salah stasiun besar di paris yang melayani rute domestic dan internasional. Bus yang saya tunggu untuk  menuju ke stasiun ini akan datang sekitar  45 menit lagi, saya harus menunggu di tempat pemberhentian bus yang letaknya di luar bandara. Karena letaknya yang di luar bandara dan saya tidak mau ketinggalan bus, terpaksa saya harus menunggu di luar dan agak kedinginaan. Setelah 45 menit berlalu bus akhirnya datang , tanpa menunggu lama saya langsung masuk kedalam bus dan membayar tiketnya di dalam bus. Disini (perancis) untuk system transportasinya sangat berbeda dengan di Indonesia, untuk pembelian tiket bus kita harus lakukan dengan supir busnya langsung tidak dengan kondektur seperti yang kita lakukan di Indonesia dan tidak ada kondektur disini. Perjalanan menuju stasiun memakan waktu sekitar 45 menit dari bandara Charles de Gaulle karena kondisi jalanan yang tidak macet dan juga karena jam keberangkatannya dipagi hari yaitu sekitar jam 06.15 waktu setempat. Sesampainya di stasiun saya langsung melihat jam keberangkatan kereta (TGV)  yang menuju ke kota Angers di layar screen yang berada di stasiun dan menujukkan kereta akan berangkat sekitar 2 jam berikutnya. Setelah mengetahui jam keberangkatan, saya langsung membeli tiket di loket pembelian tiket. Ditiketnya tertulis voie( jalur kereta),voiture ( gerbong kereta)  dan tentu saja jam keberangakatan. Lalu jangan lupa untuk mengregister (composte) tiketnya di mesin register yang berwarna kuning dan terletak hampir disetiap bagian stasiun, saya harus mengregister tiketnya agar tidak dikenakan penalty  oleh petugas kereta pada saat pengecekkan. 



Ini merupakan sistem yang berlaku  di perancis, penaltynya merupakan pembayaran uang denda yang jumlahnya cukup besar. Sambil menunggu kereta yang akan berangkat 2 jam lagi,saya mengambil beberapa foto dan memakan biscuit yang saya bawa dari Indonesia sambil beristirahat sejenak. Setelah 2 jam berlalu dan kereta yang saya tunggu telah datang, saya langsung menuju ke kereta untuk memasukkan barang-barang bawaan saya. Tidak menunggu lama kereta pun langsung berangkat. Selama perjalanan menuju kota Angers saya tertidur, perjalanan memakan waktu +/- 1 jam 45 menit. Dan akhirnya saya sampai di kota Angers, di stasiun (Gare) sudah ada 2 orang yang menunggu dari pihak l’universite d’Angers untuk menjemput dan mengantarkan saya ke dormitory (tempat tinggal/semacam flat). Sesampainya didormitory saya langsung melakukan registrasi untuk mendapatkan kunci kamar dan perlengkapannya. Setelah mendapatkannya saya pergi menuju kamar saya yang berada di lantai 3. Bentuk bangunanya seperti flat tetapi hanya sampai lantai 4, setiap lantai berisi 20 kamar disertai dapur setiap lantainya. Untuk ukuran kamarnya bervariasi antara 9 m2 dan 21-31 m2, akan tetapi lebih didominasi dengan ukuran kamar 9 m2 seperti yang saya tempati. Setiap kamar memiliki kamar mandi didalamnya,sebuah tempat tidur, meja belajar dilengkapi lemari-lemari, sebuah mini refrigerator, dan mesin penghangat (chaufagge). 




Sore harinya saya didatangi dosen saya yang sudah terlebih dahulu berangkat ke perancis 4 bulan sebelumnya. Dosen saya bernama Asep Parantika, dia kesini untuk melanjutkan studi S3. Saya diajaknya ketempat tinggalnya sekaligus diajarkan bagaimana cara bertransportasi disini. Diperjalanan menuju tempat tinggalnya kami melewati Universitas Angers, tempat dimana saya akan belajar selama +/- 5 bulan, setelah itu  saya akan melakukan praktek kerja lapangan (training). Sesampainya di tempat tinggal pak Asep, saya  di ajak makan malam dan kebetulan juga saya memang belum makan.


 Setelah makan dan berbincang-bincang, waktu juga menunjukkan sudah malam saya pamitan untuk kembali ke dormitory. Beliau dengan senang hati mengantarkan saya ke tempat perbehentian bus. Untuk menuju ketempat tinggal beliau, dari dormitory saya harus naik bus dan naik tram sesudahnya. Kesokkan harinya saya langsung pergi ke kampus untuk pertama kalinya, saya disini merupakan mahasiswa internasional dan mendapat kelas internasional juga. Metode belajar menggunakkan bahasa inggris. Disini juga terdapat mahasiswa internasional yang metode belajarnya menggunakkan bahasa perancis. Metode belajar disini tidak terlalu berbeda dengan di Indonesia, hanya saja dosen disini lebih aktif dengan mahasiswanya dan lebih terbuka.